Tak
terasa memang perjalan Q mengenal sosok dirimu sudah hampir tak
terhitung. Q pun tersenyum tersenyum saat mengenang awal pertemuan Q
dengan Kamu. Sampai sekarang pun kamu tetap yang terindah yang pernah
Q kenal dan Q miliki. Entah sampai kapan rasa ini akan bersemayam di
dalam kalbu Q, dan kalau Q boleh jujur lagi,sedikitpun tak pernah ada
niat bagi Q untuk membuat jarak diantara Q dan kamu. Q masih seperti
orang yang kamu dulu,untuk pertama kalinya. Q masihlah Q dengan
kesendirian Q,dengan alam khayal Q,yang hanya bisa jujur pada kata
dan kalimat yang tertuang dalam tulisan,yang hanya diam kala kediaman
itu ada diantara kita secara tiba-tiba.
Kini
disaat Q merasakan suatu ketidakberdayaan dalam diri Q,Q coba
memberanikan diri untuk mengatakan yang sejujurnya bahwa Q musti
mengakhiri keegoisan Q yang selama ini menjadi teman dalam mengisi
hari, Q harus mengakui bahwa Q butuh kamu,butuh diri mu sebagai sosok
yang Q kenal dulu saat pertama kalinya.
Mukin
semua ini terlalu melankolis jika Q harus mengatakan bahwa rasa
khawatir Q sering kali hadir kala kamu jauh dari sisi Q. Q takut
kalau kamu tidak akan kembali dalam pelukan Q dan ketika kamu hadir
kembali Q pun tersenyum,meskipun senyum Q tak pernah Q tunjukan
padamu. Bagi Q biarlah apa yang Q rasakan Q rasakan sendiri ,Q
bukanlah orang yang bisa memberi perhatian di depan banyak orang.
Aneh....memang,Q juga merasakan hal yang aneh pada diri Q ,dengan
sifat,sikap,dan karakter yang ada pada diri Q.
Waktu
memang begitu cepat berlalu. Lambat laun Q mulai mengenal karakter
dari sosok dirimu yang selalu hadir dalam lagkah Q. Q mulai mengenal
sifat-sifatmu walau tidak sepenuhnya.
Namun
lambat laun semuanya itu berubah,kamu yang dulu Q kenal tidak lagi
seperti dulu, Banyak sudah yang berubah ,keakrapanmu,canda
tawamu,bujuk rayumu,seolah hilang ,dan kamu seolah enggan untuk
menciptakannya lagi, Q tak pernah berfikirsebelumnya bahwa Q akan
mendapatkan kisah seperti ini. Batin kita begitu berjahuan walau
fisik kita berdekatan.
Q
tidak meminta mu untuk mempercayai apa yangQ tulis. Biarlah kejujuran
yang Q rasakan Q tuangkan lewat kata. Bagi Q kejujuran dan ketulusan
bukan selayaknya diberikan pada yang orang lain, namun yang paling
hakiki semua itu kita curahkan pada dan untuk diri sendiri. Jujur
pada diri sendiri adalah lebih penting karena dengan kita lebih
bersikap jujur pada diri sendiri kita bisa bersikap jujur pada orang
lain dan kita bisa lebih bisa menghargai arti sebuah kebersamaan
dalam tatanan hidup dan kehidupan.
Waktu
pun mulai beranjak pagi Q pun musti mengakhiri tulisan ini. Ini
adalah wujud dari adanya pengakuan rasa yang Q rasa disaat Q begitu
ingin mengungkapkannya. Q akui semuanya ini Q tulis dan Q ungkap
karena memang Q begitu takut kehilangan satu sosok utuh yang sering
kali mengerayangi alam sadar Q. Harapan Q kediaman yang ada adalah
suatu cermin kata hati untuk mengungkapkan makna hati yang ada.
Semoga esok menjadi lebih indah daripada hari ini, hari yang sudah
berlalu akan menjadi cermin untuk hari selanjutnya. Semoga sosok utuh
itu tak lagi tekatup, Q ingin alam benakmu kau taburkan dalam kalimat
penuh makna yang kau urai untuk Q,namun semua itu adalah pesan yang
dapat Q mengerti maknanya di saat kepergianmu,sebuah pesan terakhir
berupa isyarat agar Q tak tengelam dalam Cinta yang tercipta,karena
engkau tahu umurmu tak akan panjang lagi,,,,,,
#the
story of my heard
Posting Komentar