MELALUI MEDIA INI AKU CERITAKAN KISAH HIDUP Q TENTANG DUKA LARA, TAWA BAHAGIA, KARENA HANYA DENGAN HURUF-HURUF INILAH AKU BISA JUJUR DENGAN DIRI KU SENDIRI

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kajian Sastra Bandingan: sebuah Pencerahan

Posted by Erstyn.S.N - -

A. Pengantar

      Karya sastra merupakan karya imajinatif, dan mempunyai hubungan yang erat dengan hal-hal yang berada di luar karya sastra itu sendiri. Menurut Wellek dan Warren (1990: 79) bahwa faktor lingkungan juga bisa membentuk yang namanya karya astra. Oleh karena itu, tema yang sama dapat ditulis oleh lebih dari seorang pengarang. Hal itu bisa terjadi karena suatu karya sastra mengangkat tema kehidupan yang terdapat di alam masyarakat tertentu.
Brunei Darussalam dan Indonesia merupakan negara serumpun yang berdekatan. Ada kesamaan budaya dan adat dari keduanya. Selain itu, Brunei Darussalam dan Indonesia juga mempunyai bahasa nasional yang bersumber dari bahasa yang sama, yakni bahasa Melayu. Dari faktor-faktor itulah memungkinkan adanya hubungan timbal balik antara kedua negara tersebut, terutama dalam bidang budaya (khususnya sastra).
Hubungan timbal balik di alam sastra terbukti dengan terbentuknya Mastera (Majelis Sastera Asia Tenggara) yang anggotanya terdiri dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Mastera menjalin kerjasama dalam hal pengembangan sastra. Bentuk kerjasama ini dibuktikan dengan dimuatnya karya sastra dari sastrawan ketiga negara itu di majalah sastra masing-masing negara. Di Indonesia kerjasama itu direalisasikan dengan munculnya “Lembaran Mastera”di majalah sastra Horison. Lembaran ini memuat esei sastra, puisi-puisi, dan cerpen-cerpen karya pengarang Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Pada kajian ini saya mencoba untuk membandingkan dua fiksi mutakir dari Negara Brunei Darussalam dengan Negara Indonesia. Dari Negara Brunei Darussalam saya mengambil novelnya Muslim Burmat yang berjudul Makna Sebenar Sebuah Ladang sedangkan dari Indonesia saya mengambil novelnya Abrar Yusra yang berjudul Tanah Ombak. Kedua fiksi ini diterbitkan bersamaan pada tahun 2002.
Sisi menarik dari novel Makna Sebenar Sebuah Ladang dengan novel Tanah Ombak terletak pada tema yang diangkat pada masing-masing novel. Tema yang diangkat pada kedua karya sastra tersebut adalah masalah tanah. Dan dari tema inilah saya mengangkat menjadi sebuah kajian untuk tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Sastra Bandingan ini.

B. Seputar Tentang Muslim Burmat

        Muslim Burmat merupakan nama penanya. Sedangkan nama asli dari Muslim Burmat adalah Awang Haji Muslim bin Haji Burut. Muslim Burmat merupakan salah satu dari orang yang berketurunan Kedayan. Muslim Burmat merupakan salah satu pegarang dari Negara Brunei Darusalam. Dia juga pernah bekerja di Dewan Bahasa dan Pustaka Negara Brunei Darussalam. Karya-karya Muslim Burmat banyak terpublikasikan dalam media massa seperti Radio Brunei, Pelita Brunei, Dewan Bahasa, Dewan Sastera, Suara Brunei, Pangsura, dan Bintang Harian.
Kesungguhan Muslim Burmat dalam berkarya mengangkat karyanya sampai memenangi beberapa hadiah. Novel Beliau yang berjudul Hadiah Sebuah Impian mendapatkan tempatan kedua dalam Peraduan menulis novel Sempena tahun 1980 dari Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei Darussalam. Pada tahun 1983 novelnya yang berjudul Puncak Pertama mendapatkan penghargaan dari Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei Darussalam. Tahun 1982 cerpennya yang berjudul Hujan Hingga ke Senja mendapatkan penghargaan dari Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei Darussalam. Dan pada tahun 1992 novelnya yang berjudul Terbenamnya Matahari juga mendapat tempat pertama dalam Peraduan Menulis Novel Sempena dari Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei Darussalam.
Selain itu, novel-novel Muslim Burmat yang lain dan sudah diterbitkan adalah Lari Bersama Musim, Sebuah Pantai di Negeri Asing, Urih Pesisir, Terbang Tinggi, Makna Sebenar Sebuah Ladang, dan Maka. Dan semua novelnya itu diterbitkan oleh penerbit yang sama yaitu Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei Darussalam.

C. Seputar Tentang Abrar Yusra

        Abrar Yusra di lahirkan di Sumatra Barat pada tanggal 28 Maret 1943. Beliau mempunyai latar belakang dan berpendidikan sebagai guru. Belaiu pernah mengajar di INS Kayutanam, tetapi itu semua tidak berlangsung lama. Karena beliau lebih memilih menjadi seorang wartawan. Bidang kewartawanan yang dipilih beliau ditekuninya hamper sudah sepuluh tahun.
Pada saat hijrah ke Jakarta, Abrar Yusra mengembangkan kemampuan yang dimilikinya menjadi seorang penulis. Beliau juga pernah menjadi salah satu anggota dari Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta periode 1991-1993. Tulisannya banyak dimuat dalam majalah sastra Horison, Media Indonesia, dan Pelita.
Karya-karya Abrar Yusra diantaranya adalah kumpulan puisi Siul, Amir Hamzah sebagai Manusia dan Penyair, Catatan Seorang Pamong-Memori Pemerintahan Hasan Basri Durin, Gubernur Sumatera Barat, dan Tak Menggantang Asap. Novel-novel Abrar Yusra yang pernah diterbitkan di antaranya adalah Kabar Burung, Nyanyian Laut, Biografi si Jaim, dan Tanah Ombak.

D. Sinopsis Novel Makna Sebenar Sebuah Ladang Karya Muslim Burmat

        Novel ini memuat enam belas bab dan mengandung seratus delapan puluh delapan halaman. Novel ini mengisahkan tentang perjuangan hak di antara dua bangsa yaitu bangsa Brunei yang diwakili oleh Puak Melayu Kedayan dan bangsa Inggris yang diwakili oleh Richardson. Puak Melayu Kedayan berjuang mempertahankan hak milik mereka yaitu tanah warisan nenek moyang mereka. Manakala bangsa Inggris berhasrat memperjuangkan hak tanah berlandaskan undang-undang dan secara langsung ingin merampas kekayaan yang ada di bumi Darussalam. Peristiwa ini berlaku ketika Brunei masih dibawah naungan pemerintahan Residen Inggris yaitu pada tahun 1915 Masehi.

E. Sinopsis Novel Tanah Ombak Karya Abrar Yusra

       Novel ini mengisahkan tentang seorang wartawan yang bekerja sebagai redaktur pelaksana pada salah satu surat kabar. Wartawan tadi mengambil inspirasi untuk menulis sebuah novel. Dia mengambil bahan ceritanya yaitu tentang kehidupan seorang wanita penghibur dari tanah Minang. Di sini tokoh yang dijadikan tokoh utama dalam novelnya di beri nama Yasmi. Yasmi digambarkan sebagai wanita penghibur di sebuah night club.

F. Konsep Tema dalam Karya Sastra

      Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia, sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu di ingat (Stanton, 2007: 36). Tema membuat cerita lebih terfokus, menyatu, mengerucut, dan berdampak. Bagian awal dan akhir akan munjadi pas, sesuai, dan memuaskan berkat keberadaan tema (Stanton, 2007: 37).
Menurut Stanton (2007:44) tema hendaknya memenuhi criteria sebagai berikut: (1) interpretasi yang baik hendaknya selalu mempertimbangkan berbagai detail menonjol dalam sebuah cerita dan criteria ini yang paling penting; (2) interpretasi yang baik hendaknya tidak terpengaruh oleh berbagai detail cerita yang saling berkontradiksi; (3) interpretasi yang baik hendaknya tidak sepenuhnya bergantung pada bukti-bukti yang tidak secara jelas diutarakan (hanya implicit); dan (4) interpretasi yang dihasilkan hendaknya diujarkan secara jelas oleh cerita yang bersangkutan.

G. Tema dalam Kedua Novel Tersebut

      Novel Makna Sebenar Sebuah Ladang Karya Muslim Burmat menceritakan tentang pemaparan politik di Negara Brunei Darussalam yang mana pada saat itu yang dituntu adalah hak kemerdekaannya. Novel Makna Sebenar Sebuah Ladang Karya Muslim Burmat bisa dikatakan sebagai novel simbolik. Karena kalau kita telaah dengan ilmu semiotik, dari judulnya saja sudah mempunyai makna yang tersirat.
Novel Tanah Ombak karya Abrar Yusra menceritakan tentang pendeskripsian sosiopolitik di Negara Indonesia. Novel Tanah Ombak karya Abrar Yusra ini juga bisa dikatakan sebagai novel simbolik. Kalau kita cermati judulnya dengan ilmu semiotik, tanah di sini mengacu pada tanah air sedangkan ombak di sini mengacu atau melambangkan suatu kehidupan

H. Perbandingan Masalah Tanah dalam Kedua Novel

1. Masalah Tanah dalam Novel Makna Sebenar Sebuah Ladang Karya Muslim Burmat
Dalam novel ini digambarkan bahwa tokoh Richardson di sini membuka ladang getah yang ada di kawasan tanah warisan dari nenek moyangnya. Dengan cara menghancurkan semua tempat bercocok tanam dan dusun-dusun dari orang Kedayan. Pembukaan ladang tersebut mendapat tantangan dari orang Kadayan itu.
Orang Kedayan semua melakukan tantangan. Dan tantangan itu diketuai oleh Munap. Mereka semua berusaha untuk merebut kembali tanah yang ditanami getah itu. Tanah seluas 400 hektar itu dicoba untuk direbut lagi oleh orang Kedayan. Usaha mempertahankan hak warisan dari nenek moyang yang dilakukan oleh orang Kedayan itu sangat wajar sekali.

2. Masalah Tanah dalam Novel Tanah Ombak karya Abrar Yusra
Dalam novel ini diceritakan bahwa tokoh Pak Sutan berjuang untuk mendapatkan modalnya dalam mengerjakan atau menggarap tanah warisan dari istrinya. Untuk mendapatkan modal itu, Pak Sutan pergi mengembara atau merantau ke Padang. Namun kenyataannya berbanding terbalik. Pak Sutan saat di Padang malahan membangun gubuk di atas rawa-rawa yang di miliki oleh pemerintah. Sampai Pak Sutan beranak-cucu.
Pak Sutan di sini adalah ayah kandung dari Yasmi. Pada saat ayahnya meninggal (Pak Sutan maksudnya), Yasmi dan keluarganya mulai mengalami yang namanya kesempitan hidup. Yasmi dan keluarganya merasakan kemiskinan setelah ditinggal oleh Ayahnya meninggal dunia. Tanah tempatnya tinggal itu selalu dijadikan oleh Pemerintah sebagai lahan untuk pembangunan.
Yasmi sampai rela bekerja di night club sebagai wanita penghibur untuk bias memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Kehidupan Yasmi dan keluarganya sangat menderita sekali. Rumahnya yang dekat dengan pantai membuat dia malah sangat menderita. Apalagi kalau terjadi hujan rebut dan banjir.
Pada akhir cerita, Yasmi yang sebagai lonte tua menjadi tak laku lagi untuk meneruskan kesulitan hidupnya. Dalam cerita ini tampak kalau tokoh Yasmi berusaha untuk menghindari penderitaan hidupnya. Dan tokoh Yasmi di sini juga berusaha untuk keluar dari dunia kegelapan yaitu dunia yang sudah ditekuninya selama ini. Selain itu, tokoh Yasmi di sini juga sangat memperlihatkan perjuangan untuk memilki tanah yang ditinggalinya itu. Walaupun tokoh Yasmi di sini berada dalam penggembaraan atau dalam perantauan.

3. Perbandingan
Perbandingan antara novel Makna Sebenar Sebuah Ladang Karya Muslim Burmat dengan novel Tanah Ombak karya Abrar Yusra terletak pada usaha yang dilakukan oleh pemilik tanah dalam cerita pada masing-masing novel. Dalam novel Makna Sebenar Sebuah Ladang Karya Muslim Burmat digambarkan bahwa tanah orang Kedayan yang diambil oleh Richardson mendapatkan penentangan dari orang Kedayan itu sendiri.
Sedangkan dalam novel Tanah Ombak karya Abrar Yusra dideskripsikan bahwa tanah pemerintah yang ditempati atau diambil oleh Pak Sutan ayah dari Yasmi tidak mendapat penentangan dari pihak pemerintah itu sendiri. Itulah Perbandingan antara novel Makna Sebenar Sebuah Ladang Karya Muslim Burmat dengan novel Tanah Ombak karya Abrar Yusra.

4. Persamaan
Persamaan antara novel Makna Sebenar Sebuah Ladang Karya Muslim Burmat dengan novel Tanah Ombak karya Abrar Yusra ini terletak pada masalah tanah yang dibahas dalam kedua novel tersebut. Dalam novel Makna Sebenar Sebuah Ladang Karya Muslim Burmat dijelaskan bahwa tokoh Richardson sebagai orang pendatang sekaligus pengurus ladang getah menduduki tanah milik orang Kedayan untuk dijadikan ladang getah.
Sedangkan dalam novel Tanah Ombak karya Abrar Yusra digambarkan bahwa Pak Sutan sebagai orang pendatang menduduki tanah milik pemerintah untuk dijadikan pemukiman. Itulah persamaan antara novel Makna Sebenar Sebuah Ladang Karya Muslim Burmat dengan novel Tanah Ombak karya Abrar Yusra.

I. Simpulan

        Dalam kajian ini bisa ditarik benang merah bahwa masalah tanah yang dibahas dalam novel Makna Sebenar Sebuah Ladang Karya Muslim Burmat dengan novel Tanah Ombak karya Abrar Yusra itu memiliki sedikit persamaan dan juga perbedaan. Dan masalah utama yang dibahas dalam novel Makna Sebenar Sebuah Ladang Karya Muslim Burmat dengan novel Tanah Ombak karya Abrar Yusra adalah masalah yang memperjuangkan tanah.

Bumi Wringinanom, 6 Juni 2011

Daftar Pustaka

Burmat, Muslim. 2002. Makna Sebenar Sebuah Ladang. Brunei Darussalam: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Damono, Sapardi Djoko. 2000. Sastera Indonesia Modern: Sastera Hibrida (Siri Kuliah Kesusasteraan Bandingan Mastera). Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
............................ 2005. Pegangan Penelitian Sastra Bandingan. Jakarta: Pusat Bahasa
............................ 2009. Sastra Bandingan: Pengantar Ringkas. Jakarta: Editum
Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra: Epistemologi, Model, Teori, dan Aplikasi (Edisi Revisi). Yogyakarta: Media Pressindo.

Hutomo, Suripan Sadi. 1993. Merambah Matahari: Sastra dalam Perbandingan. Surabaya: Gaya Masa.
Saman, Mohd. Sahlan. 2004. Sastera Malaysia dalam Hubungan dengan Sastera Nusantara. Bahan Seminar Kesusasteraan Bandingan Majelis Sastera Asia Tenggara di Universitas Negeri Surabaya tanggal 1 Oktober 2004.
Stanton, Robert. 2007. Teori Prosa Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trisman, B., Sulistiati, dan Marthalena. 2002. Antologi Esai Sastra Bandingan dalam Sastra Indonesia Modern. Jakarta: Pusat Bahasa.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan (diterjemahkan oleh Melani Budianta). Jakarta: PT Gramedia.

Yusra, Abrar. 2002. Tanah Ombak. Jakarta: Kompas.
Zaidan, Abdul Rozak. 2005. “Dari Peristiwa ke Pemikiran dan dari Pemikiran ke Peristiwa” dalam Dari “Pemburu” ke “Terapeutik”: Antologi Cerpen Mastera (editor Dendy Sugono dan Abdul Rozak Zaidan). Jakarta: Pusat Bahasa.







Klik "Show" untuk melihat Foto >>>>>>>>>> <<<<<<<<<< Foto melihat untuk "Show" Klik
  • Kenangan di Merbabu.
  • Kenangan di Merbabu.
  • Kenangan di Merbabu.
  • Kenangan di Merbabu.
  • Kenangan di Merbabu.
  • Merbabu dan Merapi.
  • Merbabu dan Q.
  • Merbabu dan Q.
  • Bersama kita BISA.

RepubliC_GothiC

""