-
Sejarah Sastra Bandingan
Aliran Perancis sebagai aliran lama berpendapat bahwa sastra bandingan adalah pembandingan sastra secara sistematik dari dua negara yang berlainan (Hutomo, 1993: 1). Sedangkan aliran Amerika berpandangan lebih luas. Aliran Amerika tidak hanya membandingkan dua karya sastra dari dua negara yang berlainan, tetapi juga membandingkan sastra dengan bidang ilmu atau seni tertentu (Hutomo, 1993: 3). Oleh aliran Perancis hal tersebut tidak disetujui. Namun dalam praktiknya ternyata aliran Perancis juga melaksanakan konsep aliran Amerika (Hutomo, 1993: 4).
-
Sastra Bandingan, Sastra Dunia, dan Sastra Umum
Tentang sastra bandingan menurut Renne Wallek sebagai pendukung aliran Amerika dijelaskan bahwa sastra bandingan pada mulanya muncul dalam studi sastra lisan, khususnya dalam bidang sastra rakyat. Kemudian cerita rakyat ini dicari asal usulnya, daerah penyebarannya, dan transformasinya ke sastra tulis (1989: 47-48). Sedangkan menurut Suripan Sadi Hutomo (1993: 5) bahwa pada dasarnya sastra bandingan itu berlandaskan sastar nasional suatu negara. Menurut Budi Darma (2004: 28), sastra nasional yaitu sastra bangsa atau negara tertentu, misalnya sastra Brunei Darussalam, sastra Indonesia, sastra Inggris, dan lain-lain. Sastra yang ditulis dalam bahasa nasional dan bertema universal (Zaidan dkk, 2007: 182). Sastra yang secara umum menjadi milik bangsa, nasional di sini adalah batas wilayah politik suatu bangsa (Endraswara, 2008: 134). Jika disimpulkan dalam hal ini pengertian sastra nasional bertumpu pada masalah geografis.
Mencermati kutipan di atas, bagaimana halnya dengan pengertian antara sastra dunia dan sastra umum? Sastra dunia, jika dilihat dalam kamus istilah sastra, pengertiannya ialah sastra yang menjadi milik berbagai bangsa di dunia dan karena penyilangan gagasan yang timbal balik, memperkaya kehidupan manusia (Sudjiman, 1986: 68). Sedangkan menurut Hutomo (1993: 6), sastra dunia adalah sastra nasional yang diberi peluang meletakkan dirinya dalam lingkungan sastra dunia dengan fungsi dan kriteria tertentu serta sejajar, atau duduk sama rendah dan berdri sama tinggi, dengan sastra nasional bangsa lain di dunia. Istilah sastra dunia, sebenarnya banyak berkaitan dengan istilah Weltliliterature yang dikumandangkan oleh pujangga Jerman yang bernama Goethe. Konsep Goethe lebih mengarah pada World Masterpiece atau sastra agung dunia, dan bukan karya sastra golongan teri (Hutomo,1993: 6).
-
Objek Kajian Sastra Bandingan
-
Membandingkan dua karya sastra dari dua Negara yang bahasanya benar-benar berbeda
-
Membandingkan dari dua Negara yang berbeda dalam bahasa yang sama
-
Membandingkan karya awal seorang pengarang di Negara asalnya dengan karya setelah berpindah kewarganegaraannya
-
Membandingkan karya seorang pengarang yang telah menjadi warga suatu Negara tertentu dengan karya seorang pengarang dari Negara lain
-
Membandingkan karya seorang pengarang Indonesia dalam bahasa daerah dan bahasa Indonesia
-
Membandingkan dua karya sastra dari dua orang pengarang berwarga Negara Indonesia yang menulis dalam bahasa asing yang berbeda
-
Membandingkan karya sastra seorang pengarang yang berwarga Negara asing di suatu Negara dengan karya pengarang dari Negara yang ditinggalinya (kedua karya sastra ini ditulis dalam bahasa yang sama)
-
Praktik Sastra Bandingan
-
Afinitas, yaitu keterkaitan unsur-unsur intrinsik (unsur dalaman) karya sastra, misalnya unsur struktur, gaya, tema, mood (suasana yang terkandung dalam karya sastra) dan lain-lain, yang dijadikan bahan penulisan karya sastra.
-
Tradisi, yaitu unsure yang berkaitan dengan kesejarahan penciptaan karya sastra.
-
Pengaruh.
-
Konsep Pengaruh dalam Sastra Bandingan
-
Teori Intertekstualitas
-
Pada hakikatnya sebuah teks itu mengandung berbagai teks
-
Studi intertekstualitas itu adalah menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik teks
-
Studi intertekstualitas itu mempelajari keseimbangan antara unsur intrinsik dan ekstrinsik teks yang disesuaikan dengan fungsi teks di masyarakat
-
Dalam kaitan dengan proses kreatif pengarang, kehadiran sebuah teks itu sebenarnya merupakan hasil yang diperoleh dari teks-teks lain
-
Dalam kaitan studi intertekstualitas, pengertian teks (sastra) janganlah ditafsirkan terbatas pada bahan sastra, tetapi harus mencakup seluruh unsur teks, termasuk bahasa
-
Hipogram
-
Ekspansi, yakni perluasan atau pengembangan hipogram
-
Konversi, yakni berupa pemutarbalikan hipogram
-
Modifikasi, yakni manipulasi kata dan kalimat atau manipulasi tokoh dan plot cerita
-
Ekserp , yakni intisari dari hipogram
-
Simpulan
-
Sastra bandingan lama, yakni sastra bandingan yang menyangkut studi naskah
-
Sastra bandingan lisan, yakni sastra bandingan yang menyangkut teks-teks lisan yang disampaikan dari mulut ke mulut, dari satu generasi kegenerasi, dan dari satu tempat ke tempat lain.
-
Sastra bandingan modern, yakni sastra bandingan yang menyangkut teks sastra modern
Wringinanom, 5 April 2011
Daftar Pustaka
Damono, Sapardi Djoko. 2005. Pegangan Penelitan Sastra Bandingan. Jakarta: Pusat
Bahasa.
Damono, Sapardi Djoko. 2009. Sastra Bandingan: Pengantar Ringkas. Jakarta: Editum
Kompleks Dosen UI.
Darma, Budi. 2004. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Pusat Bahasa.
Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Hutomo, Suripan Sadi. 1991. Mutiara yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan.
Surabaya: HISKI Komisariat Jawa Timur.
Hutomo, Suripan Sadi. 1993. Merambah Matahari: Sastra dalam Perbandingan.
Surabaya: Gaya Masa.
Wellek, Rena dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan (diterjemahkan Melani
Budianta). Jakarta: PT Gramedia.
Zaidan, Abdul Rozak dkk. 2007. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustak
Posting Komentar