I.1 Pendahuluan
Drama (Yunani Kuno: δρᾶμα) adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari Bahasa Yunani yang berarti "aksi", "perbuatan". Drama bisa diwujudkan dengan berbagai media: di atas panggung, film, dan atau televisi. Drama juga terkadang dikombinasikan dengan musik dan tarian, sebagaimana sebuah opera.
I.2 Tujuan dari pementasan secara umum dan tujuan khusus
Tujuan pementasan ini agar masyarakat lebih mengghargai dan
mengapresiasikan karya sastra, dan mengenalkan kepada masyarakat tentang
bentuk pertunjukan.
I.3 Manfaat dari naskah . dan misi atau manfaat untuk pemain dan penonton
Naskah ini mengandung banyak nilai social, jadi manfaat naskah ini
lebih mengajarkan kepada pemain maupun penonto agar lebih mengerti
kehidupan dan jangan hanya bermimpi tapi dilakukan dengan
usaha.
BAB II
II.1 Kajian teori Drama
II.2 Ringkasan cerita
Cerita
dimulai ketika tokoh Emak mendongengkan kepada Abu tentang Pangeran dan
Sang Putri yang selalu bahagia karena memiliki cermin Tipu Daya. Dengan
cerita itu abu diberi Emak impian-impian duniawai yang bagus.
Kebahagiaan yang dicari Abu menurut Emak ada di dunia ini walaupun
letaknya sangat jauh, yaitu di ujung dunia. Abu dalam keraguan dan
penasaran menanyakan di mana ujung dunia, tempat kebahagiaan itu kepada
Burung, Katak, Rumput, Pohon, Air, Batu, dan Kambing. Hinggan Abu
bertemu kakek yang menyakinkan ia bahwa kebahagiaan itu ada jika
memiliki cermin sejati, cermin yang mampu melahirkan kejujuran dan
kesadaran pada kekinian. Tapi Abu selalu terbuai kembali dengan cerita
Emak. Tiba-tiba abu tersentak dari lamunannya oleh bentakan Iyem dan
ribuan majikan. Namun emak, dibantu oleh tokoh Bulan dengan sinarnya ,
tetap mencoba menghibur Abu dengan melanjutkan dongeng tentang kehebatan
Pangeran saat mendapatkan kekayaan dengan Cermin Tipu Daya. Makin
hebatlah lamunan Abu.
Melalui
tokoh Yang Kelam, di ungkapkan bahwa abu mulai menua. Yang Kelam
membuat dahi Abu berkerut dan badannnya makin lemah. Abu bersedih,
tertegun memikirkan nasibnya. Namun Emaknya tetap menganjurkan agar Abu
berbahagia dengan menggunakan Cermin Tipu Daya. Emak pun minta bantuan
Rombongan Lenong untuk menghibur Abu dan Menyampaikan cerita Sang
Pangeran, Raja Jin, Sang Putri, dan Cermin Tipu Daya.
Tokoh
Emak juga memperingatkan Yang Kelam tentang tugasnya menambah
penderitaan Abu. Emak mulai mempercakapkan tentang kematian kepada Abu.
Dikatakannya bahwa nisan Abu kelak harus terbuat dari cahaya.
Makin
berat tugas dan penderitaan Abu menghadapi majikan. Panggilan dengan
bel dan teriakan terus-menerus. Disamping itu Abu pun mulai lebih banyak
menghadapi Yang Kelam, yang bertugas memperlihatkan usia hidup Abu
sebagai manusia. Yaitu menjadi tua dan mati. Dalam kedaan demikian Abu
dan Iyem berpacu dengan sang waktu sambil Emak terus mengatakan bahwa
Abu pasti berhasil mendapatkan cermin. Beberapa langkah lagi Abu akan
mencapai ujung dunia.
Saat-saat
Abu mendekati tujuan untuk mendapatkan cermin(kepuasan hidup yang
dikejar-kejarnya). Mendekati ujung dunia, tokoh Emak berbalik menjadi
pembunuh Abu. Akhirnya Abu mendapatkan cermin yang didambakannya ujung
dunia yang hendak dicapainya, tetapi itu tidak lain adalah akhir
hayatnya. Diungkapkanlah bagian akhir Kakek dan yang lainnya
mengantarkan jenazah Abu ke pemakaman.
BAB III
III.1 Unsur-Unsur intrinsic dan ekstrinsik
III.1.a Unsur Intrinsik
a) Tema : Seseorang yang hidup dalam kemiskinan dan terlalu banyak bermimpi.
b) Alur : alur yang di gunakan adalah alur Maju
c) Gaya bahasa : dalam teater ini menggunakan makna Denotasi, dan terdapat puisi dan pantun
d) Latar :
· Tempat : Rumah Abu, Pabrik, di Jalan.
· Waktu : malam, pagi, dan siang.
· Suasana: Menyenangkan dan menyedihkan
e) Tokoh dan watak :
1. Emak : Licik, dan pembuai
2. Abu : Pemalas, miskin, dan selalu bermimpi
3. Iyem : Cerewet, dan Suka marah-marah
4. Yang Kelam : Jahat,
5. Bulan : Baik, tidak tegaan, dan mudah menangis
6. Majikan I : Gagah, garang atau galak
7. Majikan 2 : Baik, lebih mengerti Abu
8. Pengeran tampan : Penghibur, penolong. Dan lucu
9. Putri cina : Genit
10. Jin Baghdad : Jahat
11. Kakek : Baik hati
12. Bel : Penolong
13. Pasukan yang kelam
14. koor
f) Sudut Pandang : Sudut Pandang yang digunakan adalah Sudt pandang orang ketiga
g) Amanat : jika kita ingin sukses kita harus berusah janfgan hanya bermimpi dan berkhayal
III.1.b Unsur Ekstrinsik
a. Nilai sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti
ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama
kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive"
karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Sejarah istilah sosiologi :
· 1842: Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi.[rujukan?]
Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di
Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya
secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial.[rujukan?] Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.[rujukan?] Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis
dimana perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti
pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat
luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi.[rujukan?] Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa).[rujukan?]
Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan
mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.[rujukan?]
· Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis.[rujukan?] Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
· 1876: Di Inggris Herbert Spencer
mempublikasikan Sosiology dan memperkenalkan pendekatan analogi
organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
· Karl Marx
memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap
konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan
masyarakat.
· Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.
· Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology.
Nilai
sosiologi yang terdapat pada teater ini ditunjukan pada sikap Emak
terhadap Abu yang selalu membuai Abu dengan khayalan-khayalan. Sikap
Bulan terhadap Abu ia tidak tegaan Saat Abu terlalu dibuai oleh Emak.
Yang kelam bersikap kasar atau jahat terhadap Abu ia selalu menyiksa
Abu. Iyem adalah istri Abu yang selalu mengeluh akan keadaan miskin yang
deritany, majikan 1 terlalu menggunakan fisiknya untuk memerintahkan
Abu, Majikan 2 ia lebih menggunakn pikirannya untuk memerintahkan Abu.
Nilai sosiologi juga di tunjukan oleh kakek yang tidak ingin Abu terlalu
terjerumus dalam buaian Emak. Kakek yang selalu berusaha ingin merubah
Abu agar tidak terlalu terbuai oleh Emak. Dikutip dalam
“Emak selalu mendongengkan Abu tentang Cermin Tipu Daya. Emak membuai Abu dengan dongengnya.”
“Kelam anak buah dari Emak sikapnya yang jahat dan selalu menyiksa Abu”
“Saat
Bulan muncul ia di perintahkan oleh Emak untuk menyelimuti Abu (Bulan
menyelimuti Abu dengan Cahaya) jaga dia. Bulan berkata pada Emak “kalau
dya terbangun? Emak”Tidurkan Lagi”, Bulan “kalau dia terjaga lagi”,
Emak”Mabukkan dia”. Dan saat Abu tersadar dari tidurnya Bulan kembali
menyuruh Abu untuk tidur.”
“iyem
adalah istri dari Abu iya yang tidak terima dengan keadaannya, ia sudah
cape dengan hidup miskin dan selalu menyuruh Abu untuk memperbaiki
keadaan mereka”
“majikan 1 selalu menyiksa Abu jika ia memerintahkan Abu ia selalu mencambuk Abu dan memanggil Abu dengan panggilan kasar”
“Majikan 2 ia menggunakan pikirannya dalam memerintahkan Abu, ia pun memanggil Abu dengan Panggilan “titik titik setrip”
“ Ketika Abu bertemu dengan kakek, kakek berkata” tak ada tempat yang paling teduh dan tak ada obat pelelah selain Agama” Abu bertanya kepada kakek” saya butuh cermin Tipu Daya” apa itu cermin tipu daya”kata kakek”, kakek tidak ingin Abu terjerum dalam buaian kakek .
Posting Komentar