Perih
dan lebih perih dari di dihujami belati, betapa cacian ingin mengeluarkan
bentuknya. Namun semuanya tak mampu terwujud ketika Q menatap keatas, nampak
bitang bertaburan, tersenyum dalam gelapnya langit, jiwa kian menarik emosi
ketika mengingat cinta yang masih bertahta pada tempatnya yang agung.
Malam
yang gelap kadang menjadi teman terbaik untuk mengartikan kegetiran hidup,Q
sandarkan kepenatan hidup pada bisikan malam, terasa air hangat menetes
memberikan kelegaan tersendiri dari risaunya hati, Q tersedu,Q meratap,cobaan
demi cobaan, hambatan demi hambatan selalu datang mengusik.
Dari
langkah yang telah tercipta telah meninggalkan jejak berupa pengalaman yang kan
Q jadikan bekal untuk mengarungi langkah selanjutnya, Q coba bangkit membangun
sebuah impian baru , merelakan keegoisan Q yang berlalu dari jiwa Q, Q bulatkan
tekat untuk mengarungi sebuah jalan sendirian dan harapan Q sekarang hanyalah
untuk selalu menjadi sosok yang pantas untuk menjadi figur dimana saja Q
pijakan kaki ini, Q yakin waktu telah menempa Q untuk menjadi diri yang
seutuhnya, menjadi diri yang selalu menyuarakan suara batin dari keiklasan
dalam memerankan sebuah peran dari sebuah kisah yang di tulis_Nya yang biasa kita
sebut sebagai “Takdir”.
Kadang
Q tersenyum menyadari tentang apa yang sudah terjadi dan alam telah menuntun Q
pada satu pandangan hidup bahwa apa yang ada sekarang ini tidaklah terlepas dengan
apa yang telah Q kerjakan di masa lalu dulu. Dalam hidup yang jalani sekarang
ini Q selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik sekalipun itu begitu berat
untuk Q lakukan , tapi itulah hidup, bagian dari sebuah kisah yang musti kita
perankan dengan baik,bagian dari langkah yang musti Q tapaki,semuanya Q hayati dan
Q perankan sebagaimana layaknya makhluk yang tercipta sebagai aktor untuk memerankan
kisahnya.
Posting Komentar